Quotes of the day,,

STUPID = Smart Talented Unique Person In Demand

Wednesday, January 26, 2011

Ayam kampung ituuu..

Arrrggghhh,, gw iri melihat foto ini,, Craving that Ayam goreng kampong n Mendoan dengan Sambal cabe rawit yang tiada duanya, serta tidak ketinggalan Teh Poci dengan gula batu,, Oouchh I'm drooling now,,

Ini tempat makan yang recommended bgt, warung makan tepi "Pom bensin Sakalimalas" yang melegenda. Walau menu makanan yg disajikan sangat sederhana dan rata2 adalah makanan kampung, tapi entah kenapa cita rasa yang disajikan "ajiiiiibbbb". Warung makan sederhana yg udah ada sejak Bokap gw kecil ini menyediakan menu seperti: ayam goreng kampong, mendoan tempe, tahu n dage, sayur ceriwis dan beberapa menu lagi yg gw ga tahu namanya. ~hehehehe~















Gambar yang diambil 2 tahun lalu di warung makan Sakalimalas, menikmati sedapnya Teh Poci dengan gula batu. Kondisi warung 1 tahun lalu masih di renovasi, mereka menyediakan tempat makan lesehan yang langsung menghadap ke kali asat dan tentunya jembatan kereta api lima belas tiang (dalam bhs. jawa "sakalimalas") serta tempat makan yang tersedia meja dan kursi yang ada di bagian depan warung.

Kononnya jaman dahulu kala, waktu Bokap gw masih ababil, hujan deras dimalam hari menyebabkan salah satu dari tiang penyangga jembatan kereta api itu roboh karna diterjang banjir. Nah, pemilik warung makan ini lah yang langsung memberi tahu warga kampung sekitar yang terus berbondong2 pergi ke tepi rel kereta api untuk memberi tahu masinis kereta api yang melintas agar segera berhenti karena rel terputus. Syukur ga ada kereta api yang terjun bebas malam itu. Walau katanya, masinis yang sempat memberhentikan keretanya tepat sebelum sampai di jembatan itu "pingsan" setelah tahu kalau jembatan didepan mata beliau terputus. ~Wahhh, ga kebayang klo gw jadi masinis nya.~

Ini dia gambar jembatan lima belas tiang "sakalimalas", walau sedikit tidak jelas terhalang pepohonan.

Ipar baru gw yg baru merasakan nikmatnya menu warung sakalimalas,,



3 comments:

  1. Mbak, ada informasi tambahan dan mungkin meluruskan.

    Pemilik warung itu, dulu terkenal dengan warung pojok, adalah Bu Junah, orang asli situ, dukuh Rancakalong. Sekarang sudah meninggal.

    Dulu keluarganya sempat meneruskan usaha itu, tapi sebentar dan kemudian dijual dan berganti pemilik sekitar belasan tahun yang lalu. Menu utama saat Bu Junah masih ada adalah gorengan dage, tempe, pisang goreng, teh poci, dan tak ketinggalan nasi "jangan criwis". Sekarang menunya sedikit berubah, tapi tetap saja tempat dan menunya ngangeni.

    Saat salah satu tiang penyangga jembatan ambrol, orang yang berjasa bukanlah keluarga pemilik warung sekarang, melainkan suami Bu Junah. atas jasanya itu, PJKA menawarkan hadiah, tapi Bu Junah dan keluarga menolak tapi meminta salah satu anaknya yang bernama KOID untuk jadi pegawai PJKA. kebetulan juga pak Koid teman bapakku.

    Aku orang asli situ, sewaktu kecil sering kali mampir meski hanya beli gorengan dage Rp.200.

    Salam kenal dariku, kunjungi blog baruku : wie-hobifoto.blogspot.com
    terima kasih

    ReplyDelete
  2. Wah wah wah begitu toh sejarahnya, interesting info, thanks dah mau sharing. Kebetulan kampung bapak saya di Bumiayu, jadi kalau pulang kampung, kita sekeluarga sengaja mampir sholat, isi bensin dan makan di warung ini. Tapi dah hampir 1 th lebih saya belum mampir kesana lagi, karena harus pergi menuntun ilmu di luar indo..

    InsyaAllah bulan depan ada rencana mau pulang kampung, semoga bisa sampe sana sekitar waktu makan siang, jadi bisa menikmati menu makanan khas + teh poci disana..

    salam kenal jg :)
    Thanks for ur info anyway and selamat menikmati :D

    ReplyDelete
  3. ahh gimana si mba ini nulis tapi gak tau sejarahnya..hahahaha

    ReplyDelete